1. Hendaklah kamu
beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat
jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling
jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a
dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)
2. Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma'ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo'a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma'ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)
3. Masih tetap ada
dari segolongan umatku yang menegakkan perintah Allah. Tidak menghambat dan
tidak mengecewakan mereka orang-orang yang menentangnya sampai tiba keputusan
Allah. Mereka masih tetap konsisten (mantap / teguh) baik dalam sikap maupun
pendiriannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Jihad paling
afdhol ialah menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim dan
kejam. (HR. Aththusi dan Ashhabussunan)
5. Barangsiapa
melihat suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak
mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga
hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Dengan hati artinya tindakan aktif dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha merubahnya seandainya ia sudah mampu atau berani.
Dengan hati artinya tindakan aktif dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha merubahnya seandainya ia sudah mampu atau berani.
6. Apabila Allah
memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu daripada
apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.[1] (HR. Bukhari dan
Muslim)
7. Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma'ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)
8. Permudahlah
(segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan
orang menjauh. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Ini termasuk kebijaksanaan dalam berdakwah dan beramar ma'ruf nahi mungkar.
9. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang, maka dirinya sendirilah yang dijadikannya untuk mengingatkannya, menyuruhnya dan melarangnya. (HR. dan Ad-Dailami)
10. Pada hari
kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, "Hai
Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut menjawab, "Ya
benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri tidak
melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri
melakukannya." (HR. Muslim)
11. Nabi meniadakan
pemberian pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan kami. (HR.
Ahmad)
12. Sesungguhnya
Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa)
orang-orang yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan
mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau
mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam
(seluruhnya). (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
13. Tidaklah
seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki
tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah),
mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR.
Ad-Dailami)
14. Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR. Ath-Thahawi)
15. Pada suatu hari
Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: "Kamu kini jelas atas petunjuk
dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan
berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang
memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu
dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu
tidak akan lagi beramar ma'ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di
kala itu yang menegakkan Al Qur'an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun
terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk
Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar