Halaman

agen wedang uwuh

Agen susu bubuk

Belajar Agama dan kisah teladan

Senin, 14 Oktober 2013

Allahu Akbar

DI AWAL Islam, para pengikut Nabi seringkal i menerima siksaan lantaran meninggalkan kepercayaan pagan warisan moyang mereka. Salah seorang yang ter-kenal paling kejam menyiksa kaum muslimin adalah Umar bin Khattab. Postur tubuhnya tinggi dan kuat, ia terkenal sangat pemberani . Umar tidak lain adalah teror bagi siapa pu n yang mengenalnya.
Tapi penyiksaan terbukti tidak mampu menggoyah-kan iman kaum muslimin. Para pemeluk baru terus ber-tambah jumlahnya. Perkembangan ini kian membuat Umar geram. Karenanya ia bermaksud menyingkirkan Muhammad dengan tangannya sendiri. Dengan pedang terhunus , Umar berjalan menuju bukit Shafa yang saat itu merupakan tempat tinggal Rasulullah.
Di tengah perjalanan ke Shafa, ia berpapasan dengan Na'im. Lelaki ini dengan kasar menyarankan agar sebelum membunuh orang lain, lebih baik Umar mengurus adiknya, Fatimah dan suaminya Sayid yang telah memeluk Islam.
Terkoyak harga diri Umar, demi mendengar berita itu. Dengan amarah memuncak, ia bergegas menuju ke rumah adik perempuannya. Saat itu Fatimah pada tengah membaca al-Qur'an. Melihat kedatangan Umar dengan wajah merah padam, ia cepat-cepat ia menyembunyikan lembaran yang ia baca. Namun Umar telah mendengar beberapa ayat dari luar rumah dan menanyakan apa yang baru saja dibaca adiknya. Dengan gemetar Fatimah men-jawab, "Aku tidak membaca apa pun."
Sayid datang menghampiri . Umar membentak,"Bedebah! Kalian berdua telah mengingkari kepercayaan nenek moyang kalian. Sekarang rasakan akibatnya!"
Selesai berkata demikian, Umar memukul Sayid bertubi-tubi . Fatimah berusaha menolong suaminya; namun ia juga terkena pukulan Umar sehingga darahnya mengucur deras. Fatimah semakin bertambah putus asa dan dengan tegas ia menyatakan bahwa ia tidak akan meninggalkan agama barunya meskipun Umar mem-bunuhnya.
Uma r tersentak mendenga r pernyataan saudar a perempuannya itu. Kemarahannya mulai mereda saat melihat darah yang mengucur dar i luka adiknya . Ia menghampiri adiknya dan memintanya untuk membaca-kan beberapa ayat al-Qur'an untuknya. Fatimah meng-ambil lembaran-lembaran al-Qur'an lalu menyerahkannya ke tangan Umar. Segera setelah itu, mata Umar tertuju pada ayat: "Segala sesuatu yang ada di bumi dan langit bertasbih memuji Allah, zat yang Maha Kuasa lagi Maha mengetahui."
Keindahan gaya bahasa, irama yang merd u dan pengaruh yang mendalam dar i ayat tersebut meng -gerakkan kesadarannya. Saat ia sampai pada ayat: "Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-Nyal" secara tidak sadar Umar berseru, "Sungguh aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya."
Dengan pedang yang masih terhunus di tangan dan dengan darah adiknya yang menoda i tubuh , Uma r bergegas menuju ke tempat Rasulullah. Saat itu Rasulullah tengah berada dalam majelis bersama beberapa sahabat . Umar bergegas mempercepat langkah. Kedatangan Umar dengan pedang terhunus membuat sebagian sahabat merasa ketakutan. Tetapi Rasulullah dengan tenang menyapa Umar, "Ada apa Umar? Apa yang bisa aku bantu?"
"Wahai Rasulullah! Terimalah aku! Aku datang untuk memeluk Islam," jawab Umar.
"Allahu Akbar!" seru Rasulullah mendengar per-nyataan Umar. Seluruh yang hadir di majelis itu pun turut berseru, "Allah Akbar!"
Bukit Shafa gemuruh oleh suara takbir dan semenjak peristiwa itu, lahirlah pekik 'Allah Akbar ' sebagai per-
nyataan kegembiraan. Pekik ini mempertahankan, mem-beri semangat dan memberi inspirasi bagi jutaan kaum muslimin pada masa-masa sulit atau penindasan, kapan dan di tempat manapun. [ ]

(Dari: asy-Syibli)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar