Agen Susu Bubuk Kedelai, Agen Wedang Uwuh, Minuman Segar Cincau Hijau emai : ediblog7@gmail.com -V- TERIMAKASIH SUDAH JADI MITRA KAMI

Senin, 14 Oktober 2013

Mereka Tidak Menyadari Apa yang Mereka Lakukan

PENDUDUK Mekah tidak bisa melupakan kekalahan mereka atas kaum muslimin saat perang Badar. Kekalahan itu serasa menikam jantung, laksana racun yang mem-bakar mereka dengan nafsu dendam.
Berkobarlah api dendam yang selama ini terpendam. Tiga ribu prajurit pilihan di bawah pimpinan Abu Sufyan
bergerak menuju Madinah. Sejumlah srikandi Arab, di bawah komando Hindun ikut pula dalam barisan. Mereka menyanyikan lagu-lagu peperangan, meneriakkan yel-yel dan mengancam akan mengusi r kaum muslimin dari rumah-rumah mereka. Ekspedisi ini merupakan ancaman yang besar bagi Islam yang masih berada pada masa-masa awal . Karena kekalahan yang telak bisa menyebabkan bencana dan bahkan melenyapkan sama sekali komunitas muslimin yang masih sedikit itu.
Rasulullah membahas ancaman ini dalam suatu majelis bersama para sahabat . Saat itu jumlah kaum muslimin hanya sedikit, tetapi mereka diilhami oleh semangat keimanan yang tak tergoyahkan akan kebenaran agama Islam. Karenanya mereka memutuskan untuk menghunus pedang guna membela keyakinan mereka. Rasulullah bersama seribu tentaranya keluar Madinah menyambut kedatangan pasukan Quraisy.
Belum lama mereka melakukan perjalanan, 'Abdullah bin Ubay, dedengkot kaum munafik, bersama sekitar tiga ratus pasukan melakukan desersi dan membelot dari pasukan muslim. Sehingga hanya dengan tujuh ratus or-ang tentara Rasulullah menghadapi musuh di dekat Jabal Uhud.
Pertempuran sengit pun terjadi, dengan kemenangan awal di tangan kaum muslimin. Pada mulanya tentara muslim meraih kemenangan. Mereka berhasil memukul mundur pasukan lawan. Barisan pasukan musu h bisa
ditembus. Pasukan lawan berhasil mereka paksa mundur . Bahkan beberapa orang di antara mereka melarikan diri dari medan tempur. Gejolak kemenangan awal ini mem-buat sebagian pasukan muslim melupakan tugas mereka, mereka meninggalkan pos-pos yang sudah ditentukan dan bergerak maju mendekat i lawan, hingga membual : se-bagian yang lain bingung.
Melihat kebingungan itu, pasukan musuh tidak me-nyia-nyiakan waktu. Dengan cepat mereka mengkonsoli-
dasikan kekuatan dan kembal i menyerang pasuka n muslim dari kaki bukit dengan kekuatan baru. Pasukan
muslim bertempur dengan keberanian luar biasa. Namun keberanian semata, tidak segera menghilangkan ke-
kacauan yang telah ditimbulkan oleh pasukan yang tidak disiplin. Sejumlah tokoh muslim gugur di medan perang. Jumlah pasukan yang terluka lebih besar lagi.
Rasulullah sendiri menderita luka parah, dahinya luka memar dan robek terkena lemparan batu, giginya retak,
topi bajanya terbenam dalam ke kepalanya. Beliau ter-geletak tak berdaya di sebuah pari t perlindungan. Ali
mengangkat tubuh beliau.
Segera setelah Rasulullah terjaga dari pingsan, beliau menyeka darah yang membasahi muka dan dengan me-
nengadah ke langit beliau memanjatkan doa:
"Ya Allah, tunjukkanlah kaumku ke jalan yang benar, karena mereka tidak menyadari apa yang mereka laku-
kan!" []

(Dari: Hirak Har, al-Bukhari, Ibnu Hisyam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar