Halaman

agen wedang uwuh

Agen susu bubuk

Belajar Agama dan kisah teladan

Senin, 14 Oktober 2013

Wanita dan Perang

PADA masa Rasulullah, wanita memiliki semangat yang tinggi untuk turut serta dalam peperangan sebagai-mana kaum lelaki. Mereka tidak menyiakan-nyiakan setiap kesempatan untuk maju ke medan tempur bersama-sama menghadapi marabahaya dan meraih kemenangan. 
Sayidah Aisyah merawat pasukan yang terluka dalam perang Uhud, ia mengisi kantong-kantong air dengan air minum, membawanya ke medan tempur serta membagi-bagikannya kepada tentara yang terluka. Ketika kantong air habis, ia mengisinya kembali dan membawa-nya kembal i ke medan tempur.
"Waktu itu ada enam orang perempuan, " kata Ummu Zaid yang berkesempatan pergi ke medan perang Khaibar dan mengirim informasi kepada Rasulullah. Kami melihat tanda-tanda ketidaksetujuan di wajah beliau atas keterlibatan kami.
"Atas ijin siapa dan dengan siapa kalian datang kemari?" tanya Rasulullah.
Denga n penu h hormat kami menjawab, "Wahai Rasulullah! Memang kami hanya bisa menenun, tetapi siapa tahu tenunan kami bisa sedikit berguna di medan perang. Di samping itu, kami membawa obat-obatan untuk pasukan yang terluka. Paling tidak kami bisa membawa-kan anak panah untuk pasukan pemanah. Kami bisa
menyediakan obat-obatan bagi yang sakit, mempersiapkan dan menyajikan makanan untuk para pasien. Akhirnya Rasulullah mengijinkan kami untuk tetap tinggal." []

(Dari: Abu Dawud: Hikayat-i-Sahabah, Zakaria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar