PERANG Hunai n sedang berkecamuk. Suku Hawazi n da n Quraisy yang dipimpin oleh Abalak mengangkat senjata melawan Rasulullah dan kedua pasukan bertempur di medan Hunain, sekitar tiga mil dari Mekah.
Pertempuran sengit pun berkecamuk. Balatentara muslim mula i terdesak oleh pasukan musuh. Tetapi keberanian dan kegagahan Rasulullah yang maju ke tengah-tengah medan perang mampu menyelamatkan situasi. Pasukan musuh sama sekali bisa dipukul mundur . Harta pampasan perang yang melimpah jatuh ke tangan pasukan yang menang.
Seperti biasanya, Rasulullah membagi-bagikan empat perlima dari harta pampasan perang itu kepada orang-orang yang benar-benar ikut dalam perang. Sedangkan Rasulullah sendiri mendapat bagian seperlima dan beliau membagi-bagikannya kepada anggota keluarga yang di-kehendakinya.
Di antara penerima bagian rampasan perang itu adalah Abbas, seorang penyair dan baru saja masuk Islam.
Dia merasa tidak puas dengan bagiannya dan mengumpat-umpat Rasulullah dengan syair-syair yang menjijikkan. Rasulullah mendengar omongannya dan dengan ter-senyum beliau berkata, "Bawa orang itu dari sini dan potong saja lidahnya!"
Dia merasa tidak puas dengan bagiannya dan mengumpat-umpat Rasulullah dengan syair-syair yang menjijikkan. Rasulullah mendengar omongannya dan dengan ter-senyum beliau berkata, "Bawa orang itu dari sini dan potong saja lidahnya!"
Umar yang marah melihat kelakuannya hampir saja melaksanakan perintah Rasulullah; tetapi Ali tiba-tiba campur tangan dan menyeret si pesakitan yang gemetaran itu ke lapangan umum di mana binatang ternak hasilpampasan dikumpulkan. Ali berkata, "Ambillah sebanyak yang kamu suka!"
"Apa?" tanya Abbas tak percaya. "Beginikah cara Nabi memotong lidahku? Demi Allah, aku tidak mau mengambil sedikit pun," kata Abbas lagi —sembari me-nahan malu.
Sejak saat itu Abbas tidak pernah menyusun bait-bait syair kecuali yang berisi pujian terhadap Rasulullah. []
Life of Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar