Halaman

agen wedang uwuh

Agen susu bubuk

Belajar Agama dan kisah teladan

Minggu, 24 November 2013

Saat-saat Kejayaan

PADA masa-masa awal dakwah Nabi di kalangan penduduk Mekah, dengan beberapa pengecualian, mereka melakukan tekanan-tekanan dengan berbagai penyiksaan yang tak kenal belas kasihan. Tidak puas dengan sekedar tekanan-tekanan, orang-orang Mekah akhirnya berusaha mengancam hidup Nabi dan beliau terpaksa hijrah ke Madinah untuk mencari perlindungan.
Setelah beberapa tahun meleweiti penderitaan, Nabi Muhammad akhirnya berhasil merekrut pengikut-peng-
ikut dar i kalangan bangsa Arab. Mereka menyaimbut seruannya dan bersatu-padu di bawah panji-panji Islam untuk membela Nabi dan membela keyakinan baru mereka dari serangan musuh-musuh bebuyutannya.
Tetapi orang-orang Mekah tak pernah berhent i memusuhi beliau. Melanggar perjanjian Hudaibiyyah yang telah disepakati, orang-orang Mekah menyerang wilayah marga Bani Khuza'a yang saat itu berada di bawah per-lindungan kaum muslimin dan membantu beberapa orang di antara warganya. Bani Khuza'ah menuntut keadilan kepada Rasulullah. Seketika itu pula Rasulullah mengirim-kan sepuluh ribu tentara untuk menyerang para pelanggar perjanjian dan berhasil masuk ke Mekah tanpa mendapat perlawanan.
Akhirnya Nabi Muhammad memasuki kota tempat ia dahulu diusi r oleh kaumnya. Mereka-mereka yang perna h mencemoohnya sebagai pemimpi , meludahi wajahnya, memasang onak duri di jalan yang dilewatinya, dan menjatuhkan kotoran unta ke kepala beliau saat beliau sedang bersujud menyembah Allah, semua berkumpul di hadapan beliau dengan putus asa dan perasaan takut . Mereka yang pernah mengembargo keluarganya dan membiarkannya hampi r mat i kelaparan, mereka yang pernah mengepung rumahnya di tengah kegelapan malam dengan tujuan untuk membunuhnya dan mereka yang telah mengusirnya dari tanah air tercintanya —saat itu mereka semua ada di hadapan Rasulullah mengharap ampunan beliau. Mereka yang berkali-kali menyerang beliau, merobek dahinya dengan lemparan batu, me-matahkan gigi , dan membunuh paman dan sahabat -sahabat yang paling dicintainya di hadapan matanya —pada hari itu mereka semua berkumpul di hadapan beliau, dalam keadaan lemah dan tanpa harapan. Mereka yang dengan garang memburu Nabi bahkan sampai saat belaiu berada dalam pengasingannya, mereka yang me-nodai perikemanusiaannya dengan melakukan kebiadab-an yang tidak mengenal malu terhadap kaum laki-laki dan wanita yang tiada berdaya, bahkan terhadap jasad salah seorang sahabat yang sudah meninggal, mereka juga ada di hadapan Nabi saat itu, hina-dina dan bersujud di kaki beliau.
Tetapi tidak ada tanda-tanda dendam maupu n ke-bencian di wajah Nabi . Sebaliknya, dar i roman muka beliau memancar sikap cinta kasih kepada sesama dan rasa syukur kepada Tuhan. Di saat puncak kejayaan beliau, semua penderitaan yang pernah rasakan beliau lupakan, setiap luka yang pernah dideritanya beliau maafkan, dan bahkan Rasulullah mengumumkan pengampunan massal terhadap warga Mekah. Kaum muslimin pu n mengikut i jejaknya. Tidak ada rumah yang dijarah, tidak ada pen-duduk yang dianiaya, tidak ada wanita yang diperlaku-kan hina. Kemudian Rasulullah berpidato di depan massa dan dengan vibrasi yang kuat beliau mendeklarasikan,
"Semua kejayaan dan semua kemenangan adalah milik Allah dan hanya demi Allah semata. Tidak ada seorang pu n yang lebih tinggi kedudukannya kecual i karena taqwanya. Semua manusia adalah anak cucuk Adam.
Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa."
Rasulullah menghentikan pidato sejenak dan me-natap musuh-musuhnya yang masih dicekam ketakutan. Apa yang akan terjadi bila kenangan pahi t masa lalu melintas di benak beliau. Tetapi beliau berkata kepada mereka dengan suara yang tenang, "Wahai penduduk Quraisy! Apa yang kalian kira akan aku perbuat terhadap kalian?"
"Denga n lapang dada dan belas kasih, Wahai saudara kami dan keponakan kami yang mulia," jawab mereka.
Air mata mulai membasahi mata beliau mendengar jawaban mereka. Lalu ia berkata, "Aku tidak akan mengatakan kepada kalian seperti apa yang Nabi Yusuf katakan kepada saudara-saudaranya. Aku tidak akan menyalahkan kalian hari ini. Allah akan mengampuni kalian hari ini. Dia-lah Yang Maha Pengasih agi Maha Penyayang." []

Hirak Har (Ibnu Hisyam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar