Halaman

agen wedang uwuh

Agen susu bubuk

Belajar Agama dan kisah teladan

Minggu, 13 Oktober 2013

Penyair yang Dipermalukan

SAAT Arab belum tersentuh Islam, ketidakmampuan membalas dendam dianggap sebagai pertanda nasib buruk. 
Adalah Imru al-Qais, seorang penyai r mu'alliqat tersohor di zamannya. Syahdan lelaki ini menaruh dendam
atas Bani Asad. Pasalnya, kabilah ini berbuat kesalahan yang kelewat parah; mereka telah membunuh ayahnya. Berbekal tiga anak panah undian, ia pun pergi mencari wangsit di tempat pemujaan berhala Dzul Khulashah. Masing-masing anak panah akan menentukan satu di antara tiga pilihan: "balas secepatnya, tunda , d n urungkan." 
Sesampainya di depan Dzul Khulashah, segera ia mengundi . Tapi lacur, berkali-kali ia melempar anak panah; yang keluar selalu 'urungkan balas dendam. ' Merasa kesal maksudnya tak kesampaian, tiga batang anak panah itu pun ia buat patah. Karena kelewat kesal, dilemparkannya anak panah itu ke muka Dzul Khulashah sambil berteriak marah, "Bedebah! Kalau saja bapakmu yang kena bunuh, kau pasti tak melarang balas dendam!"
                              
 (Dari: Spanish Islam, Dozy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar