Agen Susu Bubuk Kedelai, Agen Wedang Uwuh, Minuman Segar Cincau Hijau emai : ediblog7@gmail.com -V- TERIMAKASIH SUDAH JADI MITRA KAMI

Senin, 14 Oktober 2013

Rasul Perdamaian (bagian 1)

DAKWAH Nabi Muhammad menimbulkan sikap permusuhan yang paling keras dari penduduk Mekah, satu sikap yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Mereka menganggap agama baru yang diserukan Muhammad sebagai serangan langsung terhadap kesucian adat dan tradisi yang selama ini mereka hormati. Mereka juga tidak siap untuk menerima larangan-larangan yang dilakukan Islam untuk mengatur kebebasan tanpa batas yang sampai saat itu mereka nikmati seperti kebiasaan minum minuman keras, perzinaan dan perang saudara dan kebobrokan moral lainnya. Oleh karena itu penduduk Mekah bersiap-siap untuk mengangkat senjata melawan Rasulullah.
Meski demikian Rasulullah tetap bertahan dalam .mendakwahkan Islam, dengan energi yang tak kunjung padam. Nyawa beliau bahkan menjadi target akhi r rencana busuk kaum kafir Quraisy Beliau pun terpaksa
hijrah ke Madinah.
Tujuh tahun berlalu setelah beliau meninggalkan Mekah . Tuhan mengetahui betapa banyak aral dan rintangan yang harus dihadapi Rasulullah selama tahun-tahu n tersebut . Pedang, api , racun dan semua cara penyiksaan yang mungkin telah dipergunakan untuk melenyapkan agama baru dan para pengikutnya. Tetapi
para pasukan pembela kebenaran tanpa rasa gentar me-nyongsong setiap gelombang prahara yang menghadang tiada henti . Namun semua siksaan ini tidak membuat lupa sahabat-sahabat muhajirin untuk melupakan tanah ke-lahiran mereka. Sebenarnya hati kecil mereka merasakan kerinduan luar biasa akan kampung halaman.
Semenjak masu k Islam, Bilal menjadi sasaran penyiksaan berat yang dilakukan oleh majikannya. Dia berkali-kali dipaksa untuk berbaring di atas gurun pasir yang panas, dadanya ditindih dengan batu karang yang berat. Matahari semenanjung Arabia menghujani badan-nya dengan panas yang menyengat selama berjam-jam. Semua penyiksaan ini diulang-ulang dar i har i ke har i sampai akhirnya dia dimerdekakan oleh Abu Bakar.
Meski mendapat siksaan berat, Bilal masih sering menerawang ke arah langit Mekah dan berteriak, "Wahai
tanah kelahiranku! Mungkinkah aku menghabiskan satu malam saja dalam dekapan kehangatanmu?"
Karenanya, setelah tujuh tahun dalam pengasingan, tatkala Rasulullah mengungkapkan keinginannya untuk
mengunjungi Mekah dan menunaikan haji, gegap gempita kegembiraan terlihat di wajah para sahabatnya. Diikuti oleh 1.400 kaum muslim Rasulullah pergi menuju Mekah. Semuanya tanpa senjata dan mengenakan pakaian ihram. Rombongan haji Rasulullah berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya sampai di Hudaibah, sebuah tempat di dekat Mekah. Di tempat ini, tabir kesedihan kembal i menyelimut i wajah-wajah ceria para jemaah haji.
Seorang utusa n dar i Mekah datan g menemu i Rasulullah dan berkata, "Kalian tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan ke Mekah. Dan bila melanggar peringatan ini berarti kebinasaan bagi kaum muslimin.
Mekah adalah kota terlarang bagi kalian."
Setelah melalui perundingan alot, penduduk Mekah menyetujui untuk mendiskusikan syarat-syarat perjanjian
dan mereka mengirimkan seseorang yang bernama Sahal untuk melakukan perundingan dengan kaum muslimin.
Sahal datang dan duduk di dekat Rasulullah. Selama mengikut i perundingan, Sahal berkali-kali memegang-
megang jenggot Rasulullah dengan cara yang menghina. Perbuatannya membua t marah para sahabat , namun Rasulullah memerintahkan mereka untuk tetap tenang.
Setelah melewat i diskusi yang alot, akhirnya di -sepakati bahwa "Kaum muslimin tidak boleh masuk ke kota Mekah tahun ini...Tahun berikutnya, mereka boleh datang ke Mekah tetapi mereka harus meninggalkan kota
itu dalam tempo tiga hari. . Jika ada penduduk Mekah yang memasuki Madinah, kaum muslimin harus mengembali-kan orang tersebut. Namun bila ada penduduk Madinah yang memasuki Mekah, penduduk Mekah tidak ber-kewajiban mengembalikan orang tersebut.
Syarat-syarat perjanjian di atas tentu saja memancing kemarahan kaum muslimin, namun Rasulullah menenang-kan mereka dan memerintahkan mereka untuk menuliskan nota perjanjian tersebut. Ali ditunjuk untuk menulis. Saat ia hendak menulis, "Bismillah" di awal nota kesepakatan itu, Sahal memprotes, "Kami tidak mengetahui siapakah Tuhan kalian. Kalian harus membuang kalimat itu!"

(Ibnu Hisyam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar