Agen Susu Bubuk Kedelai, Agen Wedang Uwuh, Minuman Segar Cincau Hijau emai : ediblog7@gmail.com -V- TERIMAKASIH SUDAH JADI MITRA KAMI

Senin, 14 Oktober 2013

Rasul Perdamaian (bagian 2)

Rasulullah menjawab, "Baiklah. Akan kami laku-kan." Akhirnya kalimat tersebut dihapuskan dari nota perjanjian.
Demikian juga ketika Ali menulis , "Atas nama Muhamma d utusan Allah," Sahal juga kembal i mem-protes, "Kami tidak menerima Muhammad sebagai utusan Allah. Oleh karena itu, kami meminta agar kata-kata itu
dihilangkan."
Tentu saja hal ini membuat Ali dongkol, lalu berkata "Mustahi l bagiku untuk melakukan hal itu."
Rasulullah menengahi sembari tersenyum, "Baiklah, jika kamu tidak mau melakukannya, tunjukkan padaku
kata-kata tersebut. Biar aku yang akan melakukannya."
Ali setuju dan Rasulullah menghapus kata-kata yang dimaksud. Namun permasalahan belum berakhir sampai
di sini. Abu Zandal, salah seorang penduduk Mekah, telah memelu k Islam. Beberapa pendudu k Mekah mem-belenggunya dengan rantai dan menjebloskannya ke dalam penjara bawah tanah. Lebih dari itu, untuk me-maksanya keluar dari Islam, mereka menyetrika tubuh-nya dengan besi panas, tapi ia tetap bertahan dengan keimanannya.
Berita bahwa kaum muslimin berada di sekitar Mekah terdengar oleh Abu Zandal . Lalu dengan berbagai cara, ia berusaha melarikan diri dari penjara bawah tanah dan menyusup ke majelis Rasulullah. Dengan kata-kata me-melas, ia meminta perlidungan kepada kaum muslimin. Luka bakar yang menganga masih terlihat jelas pada tubuhnya.
Melihat kejadian itu Sahal berkata, "Menurut per -janjian, orang ini harus dikembalikan ke Mekah."
"Bukankah perjanjian ini belum ditandatangani? Jadi kami kira aturan itu belum bisa dilaksanakan, dan kami bisa saja menolak untuk mengembalikan Abu Zandal," jawab salah seorang di antara kaum muslimin.
"Tetapi meskipun secara teknis perjanjian ini belum sempurna, syarat-syarat yang ada dalam perjanjian telah
berlaku sesuai dengan kesepakatan kita yang telah lalu. Oleh karena itu Abu Zandal harus dikembalikan. Kalau tidak maka seluruh isi perjanjian harus dibatalkan! " bantah Sahal.
"Baiklah. Keinginanmu akan dipenuhi, " jawa b Rasulullah lalu berpaling ke arah Abu Zandal dan berkata, "Abu Zandal! Kembalilah dan bersabarlah! Allah akan memberi pertolongan padamu."
Penyerahan kembali Abu Zandal diiringi dengan isak tangis yang memilukan. 1.400 kaum muslimin berkumpul saat itu —semuanya kuat dan pemberani, semua mampu dan ahli dalam memainkan senjata dan semua siap untuk mengorbankan hidup mereka demi membela Islam dan saudara-saudara seiman mereka; dan semua tragedi ini terjadi di depan mata mereka, mereka pun merasa putus asa.
Umar tidak mampu menahan diri lagi. la mendekat kepada Rasulullah dan suara gemetar ia berkata, "Wahai
Rasulullah! Apakah engkau bukan lagi utusan Allah?"
"Ya, sungguh aku ini utusan Allah," jawab Ra-sulullah.
"Kita berada di pihak yang benar dan mereka berada di dalam kesesatan. Bukankah demikian?" tanya Umar
bersungut-sungut .
"Ya, engkau benar," jawab Rasul memastikan.
"Kalau demikian mengapa engkau mengalah pada penghinaan perjanjian yang merendahkan ini? Tolonglah!
Biarkan kami dan pedang-pedang kami yang akan me-mutuskan antara mereka dan kita."
"Tetapi ingatlah Umar! Aku adalah Nabi pembawa perdamaian. Bersabarlah. Allah yang Maha Rahman akan menjadikan musuh ini sebagai pertanda berkah yang agung bagi kita."
Setelah berkata demikian Rasulullah menanda -angani perjanjian dan menyerahkannya kepada Sahal. []

(Ibnu Hisyam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar